Salahsatu bukti bahwa lafaz Allah tidak " musytaq " adalah jika ditambahkan " huruf nida " (huruf panggilan, seperti huruf " ya nida' " maka tidak berubah menjadi " Yaa ilah ", tetapi tetap "Yaa Allah". Sedangkan jika huruf nida ditambahkan pada kata " al-Rahman ", misalnya, maka akan berubah menjadi " Yaa Rahman " (perangkat ta'rif-nya hilang).

Tuhan-nya orang Kristen Tiga ??Salah satu kesalahpahaman terbesar pada iman Kristen adalah menyangka bahwa orang Kristen punya 3 Allah / Tuhan. Di tengah kebingungan ini justru orang Kristen sendiri tidak bisa menjelaskan bagaimana keesaan Allah-nya, dan kenapa ada Trinitas ? Orang Kristen gugup, gagap, dan linglung ketika harus menjelaskan mengenai keesaan Allah dalam beberapa dekade terakhir, muncul suatu gerakan baru yang menekankan keesaan Allah tetapi membantah Trinitas. Gerakan Oneness Pentacostal yang mulai bangkit dari teologi ini sering kali membangunkan kembali bidat Praxeas dan Sabellius yang dinyatakan sesat di abad ke-2/3, yang sudah dirumuskan pada Pengakuan Iman Nicea tahun 325 M. Gerakan ini justru berusaha menjelaskan keesaan Allah dan menolak Pemahaman keesaan Allah yang salahPertama saya ingin mengajak Anda memahami ajaran yang sesat, yang mungkin sedang Anda pahami sekarang. Karena MAYORITAS orang Kristen sekarang memahami Trinitas semacam ini. Kita akan mulai pelajaran kita dengan memahami apa yang ada pepatah “Ketahui apa yang benar dengan ketahui apa yang salah.”Tinjauan kesesatan Oneness Pentacostalsumber 1. Bernard, David K., A HISTORY Christian Doctrine The Post–Apostolic Age to the Middle Ages A .D. 100– dan berbagai video-video doktrin Oneness Pentacostal yang ada di youtube / Anda memahami Trinitas seperti iniTrinitas seperti Allah dalam 3 peran. Perannya sebagai Pencipta adalah Allah Bapa, Allah sebagai Penyelamat Manusia adalah Allah Anak / Yesus, dan Allah sebagai Penolong setiap orang percaya adalah Allah Roh Kudus. Ketiganya satu. Sama seperti seorang Bapak yang bernama Edi adalah seorang dosen teologi1. di rumah dia dipanggil “bapak”, 2. di kampus dia dipanggil “Pak dosen”, 3. di gereja dia dipanggil “Pak pendeta”. Tetapi hanya ada satu Edi, yang melakukan tiga peran yang Anda memahami seperti itu, maka itu adalah pemahaman yang salah bahkan bidat mengenai Trinitas, karena penjelasan tersebut tidak mengakui 3 Pribadi Allah, tetapi hanya SATU Pribadi dalam 3 Oneness Pentacostal Allah hanya Satu Pribadi yang terwujud dalam 3 manifestasi. Yaitu sebagai Allah Bapa yang menciptakan segala sesuatu, dan menjadi manusia yaitu Yesus, dan ketika naik ke sorga Dia tetap menyertai kita sebagai Allah Roh sistematika ini dinyatakan 1. Allah berubah-ubah wujud / mode, ada waktu di mana Allah Bapa tidak menjadi Putera, dan menjadi Putera, dan ada waktu Dia menjadi Roh Kudus. Maka ini disebut teologi Allah Bapa turun ke dunia menjadi manusia Yesus.3. Yesus menyertai kita ketika Dia menjadi Roh Kudus, artinya Yesus sudah datang kedua kalinya ketika Dia adalah Roh adalah teologi modalist dari Kekristenan mula-mula yang sudah ditentang. Sangat bodoh bagi saya apabila gereja mengulangi kesalahan yang sama, dengan mengulang kembali ajaran sesat yang pernah terjadi di gereja mula-mula. Tetapi ajaran sesat ini tidak akan banyak kita bahas di materi ini, karena akan lebih spesifik. Kita akan membahas tentang keesaan Allah. Dan akan dilanjutkan mengenai tiga Pribadi / Hypostasis Kekristenan mewariskan iman bahwa Allah itu ESAAgama Samawi Yahudi, Kristen, Islam memahami Allah itu Esa, hanya satu, bukan terdiri dari banyak dewa-dewa atau Tuhan yang menjadi satu. Trinitas tidak mengajarkan ada Tiga Allah / Tiga Tuhan yang menjadi satu kesatuan. Kita hanya percaya ada SATU Allah yang dinyatakan Yesus dan orang YahudiApakah hukum yang terutama bagi kita ?Sebagian orang Kristen akan teringat apa yang dikatakan 12 29-3129. Jawab Yesus “Hukum yang terutama ialah Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan Allah kita, Tuhan itu esa. 30. Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu. 31. Dan hukum yang kedua ialah Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Tidak ada hukum lain yang lebih utama dari pada kedua hukum ini.”Apa yang dikatakan Yesus bukanlah ajaran yang baru didengar oleh orang-orang saat itu. Yesus TIDAK MERANGKUMKAN HUKUM TAURAT seperti apa yang biasa dikhotbahkan oleh pendeta yang tidak baca Perjanjian Lama / mengerti kultur Yahudi. Setiap orang Yahudi tahu akan hal itu, dan menggemakannya setiap hari!Apa yang Yesus ucapkan seperti yang kita baca di Markus 1229 tersebut sudah ada di Perjanjian Lama, dan diletakkan sebagai dasar Taurat yang dikatakan oleh Nabi 6 4–54. Dengarlah, hai orang Israel TUHAN itu Allah kita, TUHAN itu esa!5. Kasihilah TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap sama sekali tidak membawa pengajaran yang menyimpang di antara orang Yahudi, terutama mengenai keesaan Allah. Yesus menyatakan keesaan Allah adalah yang terutama. Ajaran Yesus mengenai keesaan Allah itu pun diamini oleh Ahli 12 3232. Lalu kata ahli Taurat itu kepada Yesus “Tepat sekali, Guru, benar kata-Mu itu, bahwa Dia esa, dan bahwa tidak ada yang lain kecuali ajaran Kekristenan sebagai ajaran Yesus yang diwariskan kepada para rasul harus memulai dari iman dasar dan pengetahuan bahwa Allah itu ESA! Selama kita gagal memahami Trinitas, bisa jadi kita memahami bahwa Allah orang Kristen itu ada tiga, yang dimana itu adalah agama pagan penyembah berhala, atau sebaliknya menjadi kaum modalist / oneness seperti yang saya jelaskan di poin Allah yang menjadi dasar iman para rasulPara rasul tidak meninggalkan prinsip keesaan Allah / tauhid. Kekristenan bukanlah agama buatan Paulus seperti yang dituduhkan oleh polemikus. Bahkan dalam keesaan Allah ini, rasul Paulus adalah rasul yang paling sering menyatakannya!Santo Paulus1 Korintus 8 4, 6 4. …..“tidak ada berhala di dunia dan tidak ada Allah lain dari pada Allah yang esa.”6. …..namun bagi kita hanya ada satu Allah saja, yaitu Bapa, yang dari pada-Nya berasal segala sesuatu dan yang untuk Dia kita hidup, dan satu Tuhan saja, yaitu Yesus Kristus, yang oleh-Nya segala sesuatu telah dijadikan dan yang karena Dia kita 4 6satu Allah dan Bapa dari semua, Allah yang di atas semua dan oleh semua dan di dalam 3 30 Artinya, kalau ada satu Allah, yang akan membenarkan baik orang-orang bersunat karena iman, maupun orang-orang tak bersunat juga karena 3 20Seorang pengantara bukan hanya mewakili satu orang saja, sedangkan Allah adalah Timotius 2 5Karena Allah itu esa dan esa pula Dia yang menjadi pengantara antara Allah dan manusia, yaitu manusia Kristus Yesus1 Timotius 1 17Hormat dan kemuliaan sampai selama-lamanya bagi Raja segala zaman, Allah yang kekal, yang tak nampak, yang esa! Yohanes1 Yohanes 2 20Tetapi kamu telah beroleh pengurapan dari Yang Kudus Holy One, dan dengan demikian kamu semua Yohanes 5 7Sebab ada tiga yang memberi kesaksian di dalam sorga Bapa, Firman dan Roh Kudus; dan ketiganya adalah YakobusYakobus 2 19Engkau percaya, bahwa hanya ada satu Allah saja? Itu baik! Tetapi setan-setanpun juga percaya akan hal itu dan mereka Allah yang harus jadi Dasar Iman Orang Kristen Zaman NowBagi saya, orang Kristen yang tidak memahami keesaan Allah adalah kekristenan yang yang tidak berakar. Maka bisa jadi orang Kristen yang tidak memahaminya dilakukan menyembah Allah dengan konsep tritheis / modalis oneness seperti tadi. Sebagian dari kita percaya Trinitas, tetapi tidak mau belajar lebih dalam sehingga kita takut mengomunikasikan iman kita kepada mereka. Selain itu kita akan terus dianggap pagan / menyekutukan Allah, maka tidak ada orang Yahudi / Islam yang mau mendengarkan iman kita, karena mereka menganggap kekristenan Mendalami Keesaan Allah berdasarkan sudut pandang Hakikat AllahKita sudah belajar mengenai hakikat / natur Allah di materi sebelumnya erickowijoyo/memahami-keesaan-allah-dalam-trinitas-fcec4dd6872a. Dari pemahaman tersebut kita akan memahami keesaan Allah dalam hakikatnya ada Pencipta dan CiptaanDi materi hakikat, kita belajar bahwa hanya ada Pencipta, yang tidak diciptakan dan sudah ada sejak semula, yang tidak pernah berubah, yang Mahakuasa. Dan ciptaan adalah sesuatu yang pernah tidak ada, yang dijadikan, yang terbatas. Kita harus paham bahwa Pencipta itu tak terbatas, Pencipta tidak bisa dikurangi dan dijumlahkan, karena Dia tidak bisa satu Pencipta, yang tidak punya sainganDengan definisi itu, sangat masuk akal bahwa hanya ada Satu Pencipta, Satu Allah. Jika Allah adalah yang Mahakuasa, maka tidak ada yang setara dengan-Nya. Jika tidak ada yang setara dengannya, maka tidak ada Allah lain. Sedangkan sangat tidak masuk akal bila ada Tiga Allah, karena ada 3 yang Maha Kuasa, maka Allah bersaing dan Dia tidak lagi Maha Kuasa, karena ada yang setara kuasa-Nya dengan Kuasa, Satu Kehendak yang dinyatakan dalam 3 PribadiMaka dalam Allah, hanya ada satu kuasa dan dan satu kehendak saja. Dalam Pribadi Trinitas, tiap Pribadi Trinitas tidak memiliki kuasa yang berbeda dan tidak memiliki kehendak yang berbeda. Jika kuasa dan kehendak-Nya berbeda, maka tidak bisa dikatakan satu Allah, tetapi tiga Allah. Tidak mungkin kehendak dari Allah berbeda, kalau begitu akan terjadi kekacauanHanya Satu yang Infinity / Tak Terbatas,Keesaan Allah bukan bisa diartikan sebagai satu buah apel, yang bisa dibatasi oleh ruang dan waktu. Satunya Allah adalah satu yang Infinity, tidak ada batas bagi Allah. Sehingga kita bisa nyatakan, hanya satu yang punya natur ilahi / satu yang punya natur Pencipta, yaitu Allah yang mampu menciptakan kita dari ketiadaan, dan Allah tidak memerlukan bantuan siapapun dalam menciptakan. Menurut Saksi Yehovah, Yesus adalah ciptaan yang membantu Allah dalam menciptakan. Ini tidak benar, karena jika Yesus pun mampu mencipta, maka Yesus adalah Allah. Penjabaran mengenai hypostasis ini akan saya jabarkan di bab pada intinya, kita diciptakan oleh Satu Allah, dalam Satu Kuasa, dan Satu Kehendak Ilahi. Tidak ada tiga Pencipta, tetapi satu Pencipta. Tidak ada yang tidak terbatas selain hanya DIA, yaitu Satu Allah yang kita ada Satu yang kekal, yaitu Allah. Allah Tritunggal eksis sebelum segala sesuatu dan semua bersifat tak terbatas. Kita sendiri terbatas dan tidak kekal. Kita memang akan hidup selamanya, tetapi definisi kekekalan bukanlah hidup selamanya, tetapi ada selamanya. Ada waktu di mana kita tidak ada. Maka kita tidak kekal, tetapi diciptakan dan mewarisi kuasa hidup Allah melalui Roh Kudus, sehingga kita tidak bisa dimusnahkan / lenyap secara roh. Tetapi kita harus sadari, ada waktu dimana kita tidak ada, maka kita bukanlah / Satu Kemajemukan dalam Diri AllahKejadian 1 1 MT בְּרֵאשִׁ֖ית בָּרָ֣א אֱלֹהִ֑ים אֵ֥ת הַשָּׁמַ֖יִם וְאֵ֥ת הָאָֽרֶץBereshit bara Elohim, et hashamayim ve et haaretsKata Allah ditulis dalam bahasa aslinya yaitu Elohim bentuk jamak dari kata Eloah. Uniknya bahwa penggambaran kata Allah dalam bahasa Ibrani ini sendiri digunakan kata jamak. Ini bukan berarti ada banyak Allah, tetapi menyatakan bahwa Allah ada dalam kebesaran-Nya / 6 4 MTשְׁמַ֖ע יִשְׂרָאֵ֑ל יְהֹוָ֥ה אֱלֹהֵ֖ינוּ יְהֹוָ֥ה אֶחָֽדShema Israel, Adonay Eloheinu, Adonay אֶחָֽד pada kata tersebut diartikan menjadi esa. Kata echad sendiri menyatakan kata tunggal kesatuan oneness in unity, not a number, bukan tunggal gundul yachid, tunggal nomor satu, yang pertama. Di sini ditunjukan bahwa keesaan Allah ditunjukan dalam kesatuan, bukan angka. Menunjukan bahwa keesaan Allah sebenarnya bisa dinyatakan dalam konsep infinity yaitu suatu yang tak terbatas, dan hanya ada satu yang tak terbatas, tetapi bukan berjumlah 1 terbatas. Echad menunjukan satu yang Maha Tak Terbatas, bukan satu angka yang situs yang bagus untuk mempelajari kata echad dan yachid ini dalam studi Tritunggal Nama dalam 3 PribadiMatius 28 19Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bhs Yunani onoma → nama yang tunggal Bapa dan Anak dan Roh Kudus,Dalam konteks orang Yahudi dan orang zaman dahulu, kata nama menunjukan tentang kesaksian di balik nama dalam Allah, hanya ada satu kuasa dan dan satu kehendak saja. Dalam Pribadi Trinitas, tiap Pribadi Trinitas tidak memiliki kuasa yang berbeda, kehendak yang berbeda. Ketika seseorang menerima Yesus sebagai Allah / bersifat ilahi, dan Roh Kudus sebagai Allah / bersifat ilahi, maka Dia adalah penyembah satu Allah. Karena dalam tiga Pribadi tersebut hanya ada satu nama, yaitu satu Allah. Namun Pribadi itu sendiri tidak bisa disamakan, karena mereka berbeda, namun mengandung satu kehendak ilahi, sehingga ketika kita menyembah Allah, maka kita menyembah ketiga-Nya yang Allah dalam Tiga Pribadi yang tak terpisahkanPribadi Allah tidak bisa terpisahkan, karena apabila berpisah, maka bisa dikatakan 3 Allah bukan satu Allah. Allah Maha Hadir, maka Allah Bapa, Putera Firman Allah, dan Roh Kudus Roh Allah Maha Hadir dan selalu ada secara bersama-sama. Firman Allah Yesus Kristus yang menjadi manusia keluar dari diri Allah tanpa meninggalkan 1 14Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan 1 18Tidak seorangpun yang pernah melihat Allah; tetapi Anak Tunggal Allah, yang ada di pangkuan Bapa, Dialah yang bisa ??Bisa, jika kita menulis buku, pikiran kita menjelma menjadi buku. Kita tidak kehilangan pikiran kita ketika pikiran kita tertuang dalam satu buku. Tetapi pikiran kita keluar dan disaksikan orang banyak melalui buku juga dengan Roh Kudus, yang ada dan keluar dari Sang Bapa tanpa meninggalkan Bapa. Karena jika Roh Kudus meninggalkan Bapa, maka Bapa kehilangan Roh-Nya. Tidak mungkin Allah kehilangan sesuatu dari diri-Nya, karena Allah tidak dapat 15 26Jikalau Penghibur yang akan Kuutus dari Bapa datang, yaitu Roh Kebenaran yang keluar dari Bapa, Ia akan bersaksi tentang di sini diartikan bahwa Allah tidak terbagi-bagi dalam 3 Allah / 3 Tuhan yang menjadi satu. Tetapi Allah sejak semula ada bersama-sama tanpa pernah berpisah antar Pribadinya. Jika sepertinya berpisah, seperti ketika Pembaptisan Yesus, itu hanyalah keterpisahan secara kesaksian / teofani, tetapi tidak ada keterpisahan secara natur dan hakekat, di mana tidak ada waktu bagi mereka tidak saling hadir. Karena Allah adalah satu tidak bisa dibagi-bagi, dan Allah bukan organisasi bagi 3 Pribadi-Nya. Allah eksis sebagai dengan diri kita eksistensi kita tidak akan terpisah dari pikiran kita, tidak akan terpisah dari roh kita. Kita hidup, maka kita pastinya punya pikiran dan kita eksis sebagai seorang Tiga Pribadi Allah memiliki Kesamaan Kehendak?Sangat mungkin dan masuk akal, bahkan yang tidak mungkin adalah jika Tiga Pribadi Allah ini memiliki perbedaan kehendak. Kenapa ? Karena Allah itu sempurna, Dia Maha Tahu, Maha Adil, dan Maha Baik. Jangan samakan Pribadi Allah dengan pribadi “pribadi” di sini bukan berarti orang, bahasa asli dari pribadi Allah adalah hypostasis. Hypostasis tidak berarti “orang” tetapi memiliki arti yaitu spesifikasi dari suatu natur. Penjelasannya akan dijelaskan di materi adalah yang tercerdas, yang paling tahu yang mana yang benar, Dia tahu tanpa berpikir. Sehingga Tiga Pribadi Allah tidak memunculkan keterbatasan-keterbatasan, seperti bisa beda pendapat, tidak saling tahu, dan lainnya. Maka karena sama bijaknya, sama tahunya, dan sama benarnya, yaitu hanya satu yang bijak, baik, dan benar, yaitu Allah saja. Sehingga dalam Tiga Pribadi itu justru hanya memiliki satu kehendak ilahi, yang sempurna, yang dikerjakan secara serempak oleh Maka kita akan bertanya, mengapa perlu Tiga Pribadi? Bukan Satu?Jawabannya adalah kita perlu belajar mengenai apa itu Pribadi dari bahasa asli hypostasis. Jangan coba memahami kata pribadi dengan sudut pandang kita, karena kita lupa bahwa pribadi yang kita maksudkan bernatur Allah, yaitu yang tanpa terbatas. Sedangkan pribadi manusia terbatas, sehingga kita berbeda satu sama lain dan tidak pernah bisa disamakan / diesakan.→ Memahami Hypostasis / Pribadi Allah erickowijoyo/memahami-pribadi-allah-2cd304976695

Karenaiman adalah dasar (substance) dan bukti (evidence). Kita beriman dalam kebenaran, karena Sang Kebenaran itu sendiri yang akan memimpin dan membawa iman kita kepada kesempurnaan ( Ibrani 12:2 ). Kebenaran adalah presuposisi dari iman. Tanpa itu, kita tidak akan beriman. Karena beriman, maka kita menjadi mengerti.

Lori Official Writer Dari Kejadian hingga Wahyu, kita bisa menemukan betapa kayanya Alkitab akan beragam kisah dan peristiwa-peristiwa besar yang memotivasi, memberi pesan dan mengungkapkan tentang sosok Allah. Di beberapa bagian, kita pasti menemukan kisah-kisah yang menimbulkan rasa takut. Seperti bagaimana Tuhan menunjukkan murka-Nya kepada suatu bangsa dengan membinasakan mereka karena perbuatan-Nya. Terkesan mengerikan memang, dimana kita akan menilai kalau Tuhan itu adalah sosok yang kejam dan otoriter. Tapi jika kita kembali mempelajari isi Alkitab secara menyeluruh, kita bisa mengambil satu benang merah bahwa bahkan dalam keadaan buruk sekalipun, Tuhan selalu menyatakan kehadiran-Nya. Setiap tindakan-Nya adalah bukti kasih yang nyata atas umat-Nya. Dia mau kita hidup benar sesuai dengan firman-Nya. Karena itulah Dia memberikan kita beberapa contoh betapa mengerikan-Nya hidup dalam dosa. Melalui peristiwa-peristiwa mengerikan dalam Alkitab, Tuhan mengingatkan supaya kita mau taat mengikuti kehendakNya dan menjadi partner kerja untuk membangun kerajaanNya. Dari keseluruhan isi Alkitab, ada 3 kisah paling mengerikan yang tercacat di sana. 1. Kejadian Air Bah Bencana alam yang dahsyat pernah terjadi di Alkitab saat zaman Nuh. Peristiwa ini tercatat di Kejadian 6. Tuhan merencanakan banjir ini terjadi karena keadaan manusia saat itu yang sudah sangat bobrok. Dia memutuskan hanya akan menyelamatkan Nuh dan keluarga. Tuhan sendiri telah memerintahkan Nuh jauh hari sebelumnya untuk membuat sebuah perahu besar yang akan diisi oleh beraneka ragam hewan. “Berfirmanlah Allah kepada Nuh "Aku telah memutuskan untuk mengakhiri hidup segala makhluk, sebab bumi telah penuh dengan kekerasan oleh mereka, jadi Aku akan memusnahkan mereka bersama-sama dengan bumi. Buatlah bagimu sebuah bahtera dari kayu gofir; bahtera itu harus kaubuat berpetak-petak dan harus kaututup dengan pakal dari luar dan dari dalam.” Kejadian 6 13-14 Saat waktunya tiba, Tuhan pun menurunkan hujan yang lebat. Air yang tak henti-henti membuat seisi bumi tenggelam. Tak satupun orang di daratan yang selamat, kecuali Nuh dan seluruh keluarganya. Bayangkan bagaimana mungkin Tuhan melenyapkan semua manusia dan makhluk hidup yang diciptakanNya dengan air bah. Namun di tengah peristiwa pemusnahan besar-besaran itu, hati Tuhan tetap penuh kasih kepada Nuh karena ketaatan dan kesetiaan-nya. Dia menunjukkan kasih karunia-Nya kepada Nuh dan mengizinkan mereka untuk menjadi mitra kerja-Nya dalam membangun kembali peradaban manusia yang baru. “Dan air itu sangat hebatnya bertambah-tambah meliputi bumi, dan ditutupinyalah segala gunung tinggi di seluruh kolong langit, sampai lima belas hasta di atasnya bertambah-tambah air itu, sehingga gunung-gunung mati binasalah segala yang hidup, yang bergerak di bumi, burung-burung, ternak dan binatang liar dan segala binatang merayap, yang berkeriapan di bumi, serta semua segala yang ada nafas hidup dalam hidungnya, segala yang ada di dihapuskan Allah segala yang ada, segala yang di muka bumi, baik manusia maupun hewan dan binatang melata dan burung-burung di udara, sehingga semuanya itu dihapuskan dari atas bumi; hanya Nuh yang tinggal hidup dan semua yang bersama-sama dengan dia dalam bahtera itu.” Kejadian 7 19-23 Itu adalah peristiwa air bah terbesar pertama sekaligus yang terakhir yang dilakukan Tuhan. Karena setelah air surut, Tuhan sendiri berjanji tidak akan pernah menghancurkan bumi dengan cara yang sama. Janji itu dimateraikan dengan terbitnya pelangi. Baca Juga Ini Bukti Bahwa Air Bah di Jaman Nuh Pernah Ada 2. Kisah Ananias dan Safira Ananias dan Safira adalah pasangan suami istri yang menjadi bagian dari anggota gereja mula-mula di zaman Perjanjian Baru. Keduanya harus berhadapan dengan murka Tuhan akibat tindakan penyelewengan uang yang mereka lakukan. “Ada seorang lain yang bernama Ananias. Ia beserta isterinya Safira menjual sebidang tanah. Dengan setahu isterinya ia menahan sebagian dari hasil penjualan itu dan sebagian lain dibawa dan diletakkannya di depan kaki rasul-rasul. Tetapi Petrus berkata "Ananias, mengapa hatimu dikuasai Iblis, sehingga engkau mendustai Roh Kudus dan menahan sebagian dari hasil penjualan tanah itu?” Kisah Para Rasul 5 1-3 Teguran Paulus ini pun berujung pada dua peristiwa mengerikan yang hari yang sama. Saat Ananias menyangkali perbuatannya di depan Paulus, tiba-tiba tubuhnya jatuh ke tanah dan meninggal Kisah Para Rasul 5 4. Berselang tiga jam kemudian, istrinya Safira masuk. Lalu Paulus melontarkan pertanyaan tentang penjualan tanah yang dilakukan suaminya. Sekalipun Safira berkata jujur, Tuhan tetap menghukum dia dengan mencabut nyawanya seketika itu juga Kisah Para Rasul 5 7-10. Kalau dipikir-pikir, kisah kematian Ananias dan Safira yang terkesan kejam membuat kita berpikir kalau Tuhan itu bukan pribadi yang maha pengampun. Tapi melalui kisah ini, Tuhan ingin menyampaikan betapa pedulinya Dia dengan cara hidup kita. Tuhan selalu peduli dengan kemurnian hati kita. Dan untuk mencegah kita melakukan penyelewengan yang sama, Tuhan memakai Ananias dan Safira sebagai pelajaran bahwa setiap tindakan kejahatan akan selalu disertai dengan konsekuensinya. Baca Juga Belajar Tentang Pengaruh Seorang Isteri Dari Kisah Ananias dan Safira di Alkitab! 3. Lazarus yang Bangkit Dari Kematian Kisah kebangkitan Yesus dari kematian adalah sejarah yang paling penting bagi kekristenan. Kisah ini juga tertulis di Alkitab. Tapis elain Yesus, rupanya ada sosok lain yang mengalami kebangkitan dari kematian setelah empat hari lamanya dikubur. Dia adalah Lazarus yang tertulis dalam kitab Yohanes 11. Saat itu, Lazarus dikenal sangat dekat dengan Yesus. Tapi Lazarus sempat jatuh sakit dan meninggal. Menurut adat istiadat di masa itu, orang yang meninggal harus dibungkus dengan kain dan dibaringkan di dalam kuburan yang terbuat dari gua. Yesus tahu soal kematian itu. Tapi Dia menunggu untuk bisa pergi ke kediaman Lazarus. Dia pun mengajak para murid untuk pergi melayat ke sana. Apa yang terjadi selanjutnya sangat mengejutkan. Saat Yesus berada di depan kubur, dia dengan nyaring memanggil Lazarus, menyuruhnya keluar dan dia pun keluar dengan keadaan seluruh tubuhnya dibungkus oleh kain. Bayangkan jika kita ada di antara orang yang menyaksikan peristiwa ini. Kita pasti tidak akan percaya dengan apa yang terjadi. Bagaimana mungkin Lazarus yang sudah meninggal kembali hidup? Rasa tidak percaya itu berubah menjadi kekaguman mendalam terhadap Yesus. Dia sendiri memakai peristiwa kebangkitan Lazarus sebagai kesaksian dari kuasa Tuhan dan membawa banyak orang untuk mempercayai-Nya sebagai Mesias yang diutus Allah. Peristiwa ini pun membuat nama Yesus dikenal luas di masa itu. Baca Juga Kematian Adalah Bagian Dari Kehidupan Tuhan selalu bekerja di tengah manusia dengan cara-Nya yang tak terduga. Tuhan akan memakai peristiwa mengerikan jika memang hal itu yang membuat banyak orang berbalik kepada-Nya. Dan Dia juga bisa memakai peristiwa yang menakjubkan jika itu adalah hal yang membuat manusia percaya pada kuasa-Nya. Tapi sekejam apapun tindakan yang Tuhan lakukan di dalam Alkitab, semua itu punya alasan, maksud dan tujuan yang baik. Tuhan yang kita percaya adalah pribadi begitu mengasihi kita. Jadi, mari memetik pelajaran baik dari setiap peristiwa ini. Sumber Halaman 1

Agarlebih mudah memahami maknanya, bacalah Mazmur 118 secara lengkap terlebih dahulu. Berikut bunyi ayat Mazmur 118 dalam Alkitab selengkapnya: 1. Bersyukurlah kepada TUHAN, sebab Ia baik! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya. 2. Biarlah Israel berkata: "Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya!"
Mengapa aku bereaksi demikian? Mengapa aku seperti ini? Dapatkah aku berubah? Itu adalah pertanyaan yang terkadang kita tanyakan pada diri kita sendiri. Dan kala lain, kita juga mengajukan pertanyaan itu terkait orang lain mengapa orang itu seperti itu? Mari kita melihat lebih dalam pada pertanyaan ini untuk melihat tujuan kita untuk lebih menjadi seperti Yesus Kristus, membiarkan Dia untuk bertindak dalam hidup kita. Proses ini meliputi semua dimensi dari seseorang, yang dalam menjadi kudus, mempertahankan kemanusiaan yang asli sambil mengangkatnya selaras dengan panggilan Kristiani sungguh Allah dan sungguh manusia perfectus Deus, perfectus homo. Dalam Dia kita mengkontemplasikan manusia yang sejati. “Kristus Sang Penebus secara penuh membuka manusia terhadap dirinya sendiri. Bila kita boleh menggunakan ungkapan, ini adalah dimensi kemanusiaan dari misteri Penebusan. Di dalam dimensi ini, manusia menemukan kembali kebesaran, harga diri dan nilai yang terkandung dalam kemanusiannya.” [1]Kehidupan baru yang kita peroleh melalui Pembaptisan diperuntukkan untuk dibangun sampai kita semua mencapai kesatuan iman dan pemahaman akan Sang Putra Allah, untuk mematangkan kedewasaan, hingga ukuran dari keadaan kepenuhan dalam Kristus [2]. Unsur kekudusan, yang supernatural, sangat menentukan dalam kesucian pribadi, menyatukan dan menyelaraskan semua segi kemanusiaan. Tetapi janganlah kita melupakan bahwa terkandung di sini, sebagai sebuah hakekat dan unsur yang dibutuhkan, adalah kemanusiawian “Apabila kita menerima tanggung jawab untuk menjadi anak Tuhan, kita akan menyadari bahwa Tuhan menginginkan kita untuk menjadi sangat manusiawi. Kepala kita harus sungguh menyentuh surga, tetapi kaki kita seharusnya dengan kuat berdiri di atas tanah. Harga untuk hidup sebagai orang Kristen adalah tidak untuk berhenti menjadi manusia atau meninggalkan usaha untuk mendapatkan keutamaan yang orang miliki tanpa mengenal Kristus. Sebuah harga yang harus dibayar untuk setiap orang Kristen adalah Darah penebusan dari Tuhan kita dan Dia, saya bersikeras, ingin agar kita menjadi sangat manusiawi dan sangat suci, berjuang setiap hari untuk meneladani Dia yang sungguh Allah, perfectus Deus, perfectus homo.” [3]Tugas untuk membangun karakterTindakan rahmat dalam jiwa berjalan bersamaan dengan pertumbuhan kedewasaan manusia, dengan menyempurnakan karakter kita. Jadi sambil menanamkan nilai-nilai keutamaan supernatural, seorang Kristen yang mencari kekudusan akan berjuang untuk mencapai cara-cara bersikap dan berpikir yang mencerminkan seseorang sebagai seorang dewasa dan seimbang. Dia akan termotivasi tidak hanya dengan keinginan untuk kesempurnaan saja tetapi dengan keinginan untuk mencerminkan hidup Kristus. Demikian Santo Josemaria mendorong kita untuk memeriksa diri kita “Anakku, dimana orang menemukan di dalam dirimu Kristus yang mereka cari? Di dalam kesombonganmu? Di dalam keinginanmu untuk menunjukkan dirimu kepada yang lain? Di dalam kekurangan kecil yang tidak mau kau atasi? Di dalam sikap keras kepalamu? Apakah Kristus bisa ditemukan di sana? Tidak, Dia tidak ada!” Jawabannya memberikan kita petunjuk untuk upaya ini “Engkau perlu untuk memiliki kepribadianmu sendiri, setuju. Tetapi engkau harus mencoba membuatnya persis seperti Kristus.” [4]Kepribadian kita pertama kali dipengaruhi apa yang kita warisi, yang mulai diwujudkan sejak lahir, seringkali disebut sebagai watak. Juga dipengaruhi dari faktor-faktor yang terhubung dengan didikan kita, keputusan pribadi, hubungan dengan orang lain dan dengan Tuhan, dan masih banyak faktor lain, bahkan mungkin yang tidak sadari. Semua hal ini membawa berbagai macam tipe kepribadian atau karakter extrovert atau peragu, bersemangat atau pendiam, pemberani atau penakut , dan lain-lain, terlihat di dalam cara orang itu bekerja , atau berkomunikasi dengan orang lain, dari mempertimbangkan kejadian sehari-hari. Dasar-dasar ini mempengaruhi kehidupan moral setiap manusia, yaitu mendukung pengembangan nilai-nilai keutamaan tertentu, atau jika usaha untuk memperoleh hal itu kurang, tampak sebagai kekurangan-kekurangan. Sebagai contoh, kepribadian yang wirausaha dapat lebih mudah memperoleh keutamaan kerja keras hanya jika orang itu memiliki disiplin yang diperlukan untuk menghindari kekurangan berupa ketidakstabilan dan mengandalkan kepribadian kita dalam menuntun kita menuju kepada jalan kekudusan. Tingkah laku setiap orang bagaikan tanah yang subur yang butuh untuk diolah. Bila kita dengan sabar dan dengan suka cita menyingkirkan batu dan ilalang yang menghalangi tindakan dari rahmat, lahan itu akan menghasilkan buah, beberapa seratusan kali lipat, beberapa enam puluh, beberapa tiga puluh [5]. Semua pria dan wanita dapat menjadikan talenta yang diterima dari tangan Tuhan berbuah, apabila mereka menyediakan diri untuk diubah oleh tindakan dari Roh Kudus, menempa kepribadian yang mencerminkan wajah Kristus. Tetapi ini tidak berarti menghilangkan karakter individu seseorang. Santo Josemaria menekankan “Engkau harus berbeda dari satu dengan yang lainnya, seperti para Kudus di surga adalah berbeda, masing-masing memiliki kepribadian dan karakter masing-masing.” [6]Sambil kita perlu menguatkan dan memoles kepribadian agar terjaga pada jalan hidup Kristiani, kita tidak berusaha keras untuk menjadi seperti “superman.” Tetapi teladan kita selalu Yesus Kristus, yang memiliki sifat kemanusiaan seperti kita, tetapi sempurna dalam kewajaran dan ditinggikan oleh rahmat. Tentunya, kita juga memiliki contoh hidup yang mulia seperti Bunda kita dalam Maria kita melihat kepenuhan dari kemanusiaan dan kewajaran. Kerendahan hati dan kesederhanaan dari Maria yang termahsyur, kemungkinan yang paling di hargai dari kualitasnya dalam keseluruhan tradisi Kristiani, bersamaan dengan kedekatan dan kasih sayang yang lemah lembut kepada semua anak-anaknya, nilai keluhuran dari seorang ibu yang baik, adalah merupakan penegasan yang terbaik dari kesempurnaannya. Walaupun masih sebagai ciptaan kita dapat menyebut Maria “tidak ada yang lebih besar daripada engkau, selain Tuhan!” [7] Karena dia sepenuhnya manusia, dengan sifat kewanitaan yang mempesona Seorang wanita par excellence!Kedewasaan manusiawi dan supernaturalKata “kedewasaan” berarti menjadi matang, tumbuh sempurna, dan lebih lagi mengacu kepada kepenuhan makhluk. Oleh sebab itu, sudut pandang terbaik dapat ditemukan dalam kehidupan Tuhan kita. Merenungkan di dalam Kitab Suci bagaimana Kristus berhubungan dengan orang, ketabahan hati-Nya dalam penderitaan, keputusan-Nya dalam mengambil tugas yang di terima dari Sang Bapa – di sini kita menemukan kriteria dari saat yang bersamaan, iman kita menggabungkan semua nilai mulia yang ditemukan dalam kebudayaan yang berbeda. Jadi sangatlah berguna untuk mempertimbangkan kriteria tradisional dari kedewasaan manusia, sambil memurnikannya. Upaya ini telah dilakukan sepanjang sejarah dari spritualitas Kristiani, lebih kurangnya. Sebagai contohnya, masa klasik Greco-Roman, yang telah di-Kristenisasi oleh kebijaksanaan para Bapa Gereja, secara khusus menanamkan hikmat dan kebijaksanaan sebagai pokok dari kedewasaan manusia, dipahami dengan berbagai pengertian. Ahli filsafat dan teologi Kristen pada masa Gereja perdana memperkaya pandangan ini, menunjukkan keunggulan dari nilai luhur teologi, terutama kasih, yang mengikat semuanya menjadi satu dalam keselarasan sempurna, [8] sebagaimana yang dikatakan Santo Paulus, dan memberi bentuk pada semua hari dan masa kita sekarang, penelitian mengenai kedewasaan manusia telah dilengkapi dengan berbagai sudut pandang berbeda yang ditawarkan oleh ilmu modern. Temuan-temuan tersebut berguna sejauh dimulai dari pandangan pribadi manusia yang terbuka pada pesan Kristiani. Maka dari itu, beberapa cenderung membedakan tiga kunci dasar dari kedewasaan intelektual, emosional, dan sosial. Ciri penting dari kedewasaan intelektual meliputi konsep diri yang memadai dengan kedekatan hubungan antara bagaimana seseorang melihat dirinya sendiri dan bagaimana realitas seseorang itu, dengan dasar yang kuat dari kejujuran terhadap diri sendiri; tujuan dan capaian yang didefinisikan dengan jelas, dengan cakrawala yang terbuka dan tidak terbatas; kumpulan nilai yang selaras; kepastian etik dan moral; suatu realisme sehat dalam hubungan dengan pribadi dan orang lain; kemampuan untuk analisis reflektif dan tenang terhadap permasalahan; kreativitas dan inisiatif; dan ciri dari kedewasaan emosional, tanpa bermaksud untuk berpanjanglebar, meliputi reaksi seimbang terhadap kejadian-kejadian dalam hidup, tanpa dilemahkan oleh kegagalan atau menjadi tidak realistis setelah keberhasilan; kapasitas untuk kontrol diri yang fleksibel dan membangun; kemampuan untuk mencintai dan memberikan diri dengan murah hati kepada sesama; kepercayaan diri dan keteguhan dalam membuat keputusan dan komitmen; ketenangan dan kemampuan untuk mengatasi tantangan dan kesulitan; optimisme, suka cita, keramahan dan rasa humor yang sebagai unsur-unsur dari kedewasaan sosial, kita temukan sebuah ketulusan kasih sayang kepada yang lain, menghormati hak mereka, dan mengupayakan pemenuhan kebutuhan mereka; menjadi pengertian pada saat menghadapi perbedaan pendapat, nilai, atau budaya, tanpa jatuh dalam prasangka negatif; kebebasan dan sikap kritis menghadapi budaya, tekanan kelompok, atau gaya yang dominan, kewajaran dalam sikap seseorang yang menuntun pada bersikap tidak melulu konvensionalis ikut arus; kemampuan untuk mendengarkan; kemampuan untuk bekerja dengan orang menuju kedewasaanKita dapat merangkum karakter ini dengan mengatakan bahwa orang yang dewasa dapat membangun proyek hidup yang mulia, jelas, dan masuk akal, dengan pandangan positif yang dibutuhkan untuk dapat melakukannya kapanpun. Dalam segala hal, kedewasaan adalah sebuah proses yang membutuhkan waktu, dan melewati berbagai kejadian dan tingkatan. Kedewasaan tumbuh secara bertahap, walaupun kejadian yang spesifik dalam kehidupan seseorang dapat membawa kemajuan yang pesat. Sebagai contohnya, kelahiran dari anak pertama adalah sebuah kejadian penting dimana dapat secara tiba-tiba menyadarkan orang pada kesadaran dari tanggung jawab yang baru atau. Atau mengalami kesulitan ekonomi serius dapat menghasilkan suatu evaluasi baru dari apa yang benar-benar penting dalam kehidupan dan rahmat untuk mengubah adalah factor signifikan dalam jalan menuju kedewasaan. Kita melihatnya lebih baik dalam Orang Kudus yang dikenal baik memiliki prinsip yang tinggi, pendirian yang kuat, kerendahan hati mereka konsep diri yang paling memadai, kreatifitas dan inisiatif mereka yang tidak terbatas, kapasitas mereka untuk berkorban dan kasih tercermin dalam perbuatan, optimisme mereka yang menular, keterbukaan mereka yang efektif dan universal, nyata dalam semangat kerasulan mereka. Sebuah contoh yang jelas adalah kehidupan dari Santo Josemaria, yang dari mudanya merasakan peran rahmat dalam memperkuat kepribadiannya. Sekalipun menghadapi banyak kesulitan, sewaktu masih cukup muda dia merasakan di dalam dirinya kedamaian hati yang luar biasa. “Aku percaya bahwa Tuhan telah memberikan di dalam jiwaku sebuah karakteristik kedamaian – sebuah kemampuan untuk merasakan damai dan memberikan damai – menilai dari apa yang aku telah lihat dari orang yang pernah aku temui atau bimbing.” [9] Sebuah kalimat dari Kitab Mazmur sangatlah sesuai berlaku untuk dia Super senes intellexi quia mandata tua quaesivi [10] Aku memiliki pengertian lebih daripada para tetua, karena aku telah memegang perintah-perintah-Mu. Tetapi semua ini sangatlah sesuai dengan realita dari kedewasaan yang biasanya diperoleh dari waktu ke waktu, melewati kegagalan dan keberhasilan yang adalah bagian dari tindakan dari Penyelenggaraan kepada rahmat dan waktuWalaupun seringkali terlihat jelas ketika seseorang telah mencapai tingkat tertentu dari kedewasaan hidup, tugas untuk untuk memperbaiki jalan hidup seseorang adalah tugas seumur hidup. Pengetahuan diri dan menerima karakter diri sendiri akan memberikan kita damai yang dibutuhkan agar tidak berkecil hati dalam berusaha. Ini tidak berarti menjadi puas dengan apa yang telah kita capai. Lebih kepada mengenali bahwa kekudusan heroik tidak perlu memiliki kepribadian yang sempurna atau menginginkan sebuah jalan hidup yang ideal. Kekudusan membutuhkan kesabaran dari pergumulan sehari hari, menyadari kesalahan kita, dan meminta pengampunan.“Kisah nyata dari kehidupan para pahlawan Kristiani menyerupai pengalaman diri kita sendiri mereka berjuang dan menang; mereka berjuang dan kalah. Lalu, dengan sikap tobat, mereka kembali menjadi tenang.” [11] Tuhan melihat upaya kita secara terus menerus sepanjang waktu untuk memoles cara hidup kita. Seperti ketika seseorang memberitahukan kepada pelayan Tuhan Dora del Hoyo menjelang akhir hidupnya “Dora, tidak ada seorangpun yang melihat kamu dan percaya apabila mereka melihat kamu seperti sekarang ini! Kamu seperti orang yang berbeda.” Dia tertawa, mengetahui dengan jelas apa yang aku maksudkan.” [12] Orang ini membantu Dora untuk mengenali bagaimana, dari tahun ke tahun, karakter dia telah mencapai tingkatan dari ketenangan hati yang membuat dia berbalik dari temperamen yang keras. Di dalam upaya ini kita selalu bergantung kepada bantuan dari Tuhan kita dan perhatian keibuan Maria “Bunda kita melakukan itu untuk kita. Maria membantu kita untuk bertumbuh secara manusiawi dan dalam iman, menjadi kuat dan tidak menyerah kepada pencobaan menjadi orang dan orang Kristen yang dangkal, tetapi untuk hidup bertanggung jawab, selalu meningkat menuju apa yang tertinggi.” [13]Dalam editorial selanjutnya, kita akan mempertimbangkan berbagai macam aspek dari pembangunan karakter, dan menunjukkan beberapa ciri kunci dari kedewasaan Kristiani. Kita akan mengkontemplasikan pada bangunan dimana Roh Kudus membangun dalam jiwa kita, dengan kerja sama aktif dari kita. Dan kita akan melihat pada berbagai karakteristik yang diperlukan dari pondasi untuk memastikan struktur yang kokoh, dan memperbaiki celah yang mungkin timbul. Sungguh tantangan yang menarik untuk menempa kepribadian yang mencerminkan wajah Kristus Yesus!Bapa Gereja Santo Agustinus mengatakan “selama kita hidup, kita berjuang. Dan selama kita berjuang, itu adalah tanda bahwa kita tidak terkalahkan dan Roh yang baik ada di dalam kita. Dan apabila kematian tidak menemukan engkau sebagai seorang pemenang. Dia akan menemukan engkau sebagai seorang pejuang.”[1] St Yohanes Paulus II, Ensiklik Redemptor hominis, 4 Maret 1979, 10.[2] Efesus 413.[3] Santo Josemaria, Friends of God, 75.[4] Santo Josemaria, The Forge, 468.[5] Matius 138.[6] Santo Josemaria, The Way, 947.[7] Santo Josemaria, The Way, 496.[8] Kolose 314.[9] Santo Josemaria, Intimate Notes, no. 1095, dikutip dalam Andrés Vázquez de Prada, The Founder of Opus Dei, vol. I, Scepter, New York 2001, p. 481.[10] Mazmur 118 Vulgata.[11] Santo Josemaria, Christ is Passing By, 76.[12] Recollections of Rosalia Lopez Martinez, Rome, 29 November 2006 AGP, DHA, T-1058, dikutip dalam Javier Medina. Dora del Hoyo, A Lighted Lamp. Scepter, London-New York 2014, p. 94.[13] Paus Fransiskus, Homily before the image of Sancta Maria Salus Populi Romani, 6 Mei 2013.

Jika Tuhan itu ada, mengapa dia tidak kelihatan. Di mana Tuhan itu berada?" Orang atheist itu berpendapat, karena dia tidak pernah melihat Tuhan, maka Tuhan itu tidak ada. Orang alim itu kemudian menampar pipi si atheist dengan keras, sehingga si atheist merasa kesakitan. "Kenapa anda memukul saya? Sakit sekali." Begitu si Atheist mengaduh.

RenunganHarian Kristen: Rela Menderita 'Orang Kristen Sejati, Pasti Melewati Penderitaan' TRIBUNMANADO.CO.ID - Firman Tuhan adalah sulu dan pelita bagi umat kristen. Dengan Firman Tuhan, manusia Yangdimaksud mencari Tuhan bukanlah mencari keberadaanNya, bukan pula menguji kepercayaan diri kita terhadap adanya Tuhan, tetapi orang Kristen mencari Tuhan berarti mencari pengalaman di dalam hadirat Tuhan. Alkitab sering sekali menasihati orang-orang yang percaya Yesus yaitu kamu dan saya untuk mencari wajah Allah. DalamDia ada masa depan. Ia adalah Allah yang memenuhi janji yang diikat dengan umat-Nya. Janji keselamatan dan masa depan Ia penuhi melalui jalan kelepasan. Sehingga dikatakan bahwa Tuhan adalah Allah yang bersejarah dalam hidup manusia. 4. Karena memang Tuhan adalah perwujudan berkat dan belas kasihan, dan karena itu, setelah 2024 Tetapi Tomas, seorang dari kedua belas murid itu, yang disebut Didimus, tidak ada bersama-sama mereka, ketika Yesus datang ke situ. 20:25 Maka kata murid-murid yang lain itu kepadanya: "Kami telah melihat Tuhan!" Tetapi Tomas berkata kepada mereka: "Sebelum aku melihat bekas paku pada tangan-Nya dan sebelum aku mencucukkan jariku ke dalam ou3d.
  • 9b95c73jxv.pages.dev/457
  • 9b95c73jxv.pages.dev/142
  • 9b95c73jxv.pages.dev/161
  • 9b95c73jxv.pages.dev/294
  • 9b95c73jxv.pages.dev/347
  • 9b95c73jxv.pages.dev/219
  • 9b95c73jxv.pages.dev/356
  • 9b95c73jxv.pages.dev/493
  • bukti tuhan itu ada menurut kristen